Foto: Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi saat sidak jalan Benjeng-Balongpanggang.
Gresik, SuaraGlobal.Net – Ruas Jalan Morowudi-Balongpanggang di Kabupaten Gresik, kembali menjadi sorotan akibat kondisi yang memprihatinkan. Aspal yang mengelupas dan lubang-lubang di jalan telah menyebabkan sejumlah pengendara terjatuh. Meskipun Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) telah melakukan upaya tambal sulam, kerusakan jalan masih menjadi masalah serius yang memerlukan penanganan lebih komprehensif.
Abdullah Hamdi, Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, menyatakan keprihatinannya atas kondisi jalan-jalan di wilayah tersebut. “Kami memberikan perhatian khusus terhadap kondisi jalan di Kabupaten Gresik, baik di wilayah selatan maupun utara. Ada beberapa ruas jalan yang harus menjadi prioritas, seperti Balongpanggang-Benjeng, Boboh-Benowo, dan Dukun-Bungah,” ujarnya pada Kamis (13/2/2025).
Hamdi mengakui bahwa upaya perbaikan telah dilakukan oleh Unit Reaksi Cepat (URC) di beberapa titik di ruas Morowudi-Balongpanggang. Namun, ia juga menegaskan bahwa masih terdapat bagian yang belum tertangani. “Kami turun langsung ke lapangan dan berkoordinasi dengan koordinator wilayah untuk mempercepat penambalan di ruas Balongpanggang-Benjeng,” tambahnya.
Faktor cuaca dan volume kendaraan berat juga disebut sebagai penyebab utama kerusakan jalan. Hamdi menekankan pentingnya kepatuhan pengguna jalan terhadap aturan operasional. “Bagaimanapun bagusnya jalan, jika pengguna tidak mematuhi aturan, terutama kendaraan berat, jalan akan cepat rusak. Kami menghimbau semua pengguna jalan untuk mematuhi aturan yang berlaku,” tegasnya.
Namun, upaya tambal sulam yang selama ini dilakukan ibarat menutup luka dengan plester kecil di tengah badai. Jalan-jalan di Gresik bagai tubuh yang terus menerus dihantam beban berat tanpa diberi kesempatan untuk pulih sepenuhnya.
Ironisnya, banyak pemilik atau pengguna kendaraan berat yang seolah abai, terus melintas dengan beban berlebih tanpa memedulikan aturan yang ada. Mereka bagai raksasa yang menginjak-injak tubuh yang sudah lemah, tanpa peduli bahwa setiap langkahnya meninggalkan luka baru.
Masyarakat setiap hari harus melewati jalan-jalan berlubang, seolah menjadi korban dari sebuah siklus yang tak kunjung usai: rusak, ditambal, rusak lagi.(Ges)