Pasuruan, SuaraGlobal.Net – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil tak pernah berhenti untuk terus meningkatkan layanan kesehatan kepada para pasiennya.
Terbaru ini, ada layanan khusus untuk pasien yang memiliki gangguan pada tulang belakang. Layanan ini dinamakan Ortopaedi SPINE dan sudah melayani puluhan pasien di setiap hari dan jam kerja.
Dokter Spesialis Ortopedi RSUD Bangil, dr. Hamzah, Sp.OT menjelaskan, layanan Ortopaedi SPINE diberikan kepada pasien yang mengeluhkan low back pain (nyeri punggung bawah), neck pain (sakit leher), cervical radiculopathy, scoliosis, fracture vertebrae (patah tulang belakang), kelemahan berjalan, kelemahan pada tangan dan kaki dikarenakan gangguan pada tulang belakang, dan gangguan lainnya.
Faktanya, Hamzah masih melihat banyak orang yang datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri tulang belakang sudah dalam kondisi terlambat, sehingga apabila ada keluhan nyeri punggung, maka segera memeriksakan diri ke dokter. “Banyak yang datang dalam kondisi terlambat karena nyeri punggung dibiarkan lama, berobat dengan metode tidak tepat. Ada juga kadang tidak bisa bergerak kedua kakinya, tidak bisa buang air kecil, dan keluhan lainnya,” kata Hamzah di sela-sela kesibukannya, Kamis (20/2/2025).
Dijelaskan Hamzah, tulang belakang merupakan struktur penting yang berpengaruh dalam semua aktifitas dalam tubuh. Sehingga apila mengalami gangguan, maka harus diperiksakan sesegera mungkin.
Saat ditanya perihal metode pengobatan yang dilakukan, Hamzah menuturkan cara konservatif tanpa operasi menjadi cara pertama penanganan pasien tulang belakang dengan keluhan yang tak seberapa berat.
Dalam metode ini, pasien diberikan obat dan disarankan menjalani fisioterapi, posisi berbaring yang benar, mekanika tubuh yang tepat dan makanan sehat.
Jikalau belum membaik, langkah berikutnya yang bisa diambil adalah spinal intervention alias intervensi tulang belakang. Salah satu metodenya dengan penyuntikan obat pada lokasi penyebab nyeri, blok saraf, radiofrekuensi dan lainnya.
Namun apabila kedua cara tersebut kurang ampuh, maka tindakan terakhir adalah spinal surgery atau operasi.
Metode ini juga dibagi menjadi tiga cara, yakni minimal invasife surgery, Endoscopic Spine Surgery dan open surgery. “Kalau minimal invasife surgery adalah teknik pembedahan yang menggunakan sayatan kecil dan peralatan khusus. Sedangkan Endoscopic Spine Surgery itu menggunakan teknologi berupa alat berkamera yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Kalau open surgery ya prosedur bedah tradisional yang dilakukan dengan memotong kulit dan jaringan untuk mengakses organ yang rusak atau bermasalah,” ucapnya.
Sementara itu, Humas RSUD Bangil, M.Hayat menegaskan bahwa layanan Ortopaedi SPINE sudah berjalan dengan banyak pasien yang mengantri, bahkan sehari bisa lebih dari 50 pasien. Apalagi dr Hamzah telah memiliki sertifikat penata laksanaan layanan spine. “Banyak sekali pasien Ortopedi yang datang dengan keluhan tulang belakang. Sehari bisa sampai lebih dari 50 orang,” ungkapnya.
Hanya saja, meski layanan ortopedi spine sampai sekarang telah tercover BPJS. Namun untuk Radiologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang biasanya menjadi satu paket layanan tulang belakang untuk sementara belum tercover BPJS, sehingga harus biaya mandiri. “Kalau layanan spine sudah inlude BPJS. Tapi untuk MRI masih proses, jadi sementara waktu biaya sendiri,” terangnya. (wawan)