Foto: Salah satu bentuk elektrifikasi untuk pengairan di sawah, terbukti mampu menekan biaya produksi.
Lamongan, SuaraGlobal.Net – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur terus menggencarkan program elektrifikasi pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pompanisasi listrik, yang terbukti membantu petani dalam meningkatkan efisiensi irigasi dan menekan biaya operasional. Petani di Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, merasakan manfaat besar dari program ini, dengan penghematan biaya operasional yang signifikan.
Ketua Kelompok Tani Sido Makmur Jaya, Rusdianto, mengungkapkan bahwa program pompanisasi listrik PLN memberikan kemudahan dalam proses pengairan sawah. Sebelumnya, petani bergantung pada tadah hujan dan harus menggunakan bahan bakar gas LPG atau diesel berbahan bakar minyak untuk irigasi saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan biaya operasional yang tinggi, terutama dengan fluktuasi harga bahan bakar.
“Sebelum ada listrik PLN, saya menghabiskan total lebih dari 3 tabung gas LPG 3 kg per hari atau setara dengan Rp9.720.000 per panen. Kalau pakai BBM bisa sampai 20-30 liter pertalite per hari atau bisa dibilang habis sekitar 5.400 liter per periode panen. Alhamdulillah dengan hadirnya listrik PLN, pengairan sawah juga lebih efektif, dan perhitungannya bisa lebih hemat. Dibandingkan BBM kami bisa menghemat hingga 200%,” ungkapnya.
Kepala Desa Sidomulyo, H. Sohib, turut mengapresiasi kehadiran listrik PLN yang telah membantu petani dalam mengatasi kendala pengairan sawah, terutama saat musim kemarau. Menurutnya, dengan aliran listrik yang kini tersedia, produktivitas pertanian di desanya dapat meningkat secara signifikan.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada PLN dan semua pihak. Harapan semua warga Desa Sidomulyo, khususnya yang memiliki sawah, dengan terealisasinya aliran listrik ini adalah agar mereka bisa lebih produktif dalam bertani,” katanya.
Senada dengan itu, Koordinator Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mantup, Budiyono, juga mengapresiasi langkah PLN yang bekerja sama dengan pihaknya untuk mendorong para petani di Lamongan beralih ke pompanisasi listrik. Hingga kini, tercatat sebanyak 613 kelompok tani di wilayah tersebut telah menggunakan listrik PLN untuk irigasi sawah mereka.
Selain di Lamongan, program elektrifikasi pertanian juga dijalankan PLN di berbagai daerah di Jawa Timur. Di Kediri, pompanisasi listrik telah dinyalakan di tiga lokasi, yakni di Poktan Sumber Ayem Desa Ngablak, Poktan Sri Lestari Desa Kwadungan, dan Poktan Tani Unggul Gabru Desa Kepuhrejo. Sementara itu, di Madiun, PLN mendukung program serupa di Desa Bangunrejo, Ngawi. Program ini juga telah menjangkau Dusun Banyuasin, Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Mojokerto.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menegaskan bahwa program pompanisasi ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian serta mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
“PLN siap terus berkolaborasi dan siap mendukung kebutuhan listrik pertanian. Semoga semakin banyak penggunaan pompanisasi listrik ini, semakin banyak juga manfaat yang dirasakan, dan semakin banyak petani yang beralih menggunakan pompa dengan tenaga listrik,” ujarnya.(Ges)