Tuntut bongkar mesin pembuatan tepung bulu, Puluhan warga kletek unjuk rasa. 

  • Whatsapp

Proses mediasi didalam kantor desa, dihadiri RW 04, RT 08, RT 09 dari pihak peserta unjuk rasa. Dengan PLh lurah, Kanit Satintelkam dan Kapolsek taman

 

Bacaan Lainnya

SIDOARJO, SUARA GLOBAL.NET — Diwarnai aksi tutup jalan, puluhan warga desa Kletek melakukan aksi unjuk rasa didepan balai desa dan masjid Ar Rohmah Desa Kletek. Mereka menuntut pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menutup pabrik tepung bulu yang selama ini menyebabkan bau busuk dan pencemaran lingkungan ditempat tinggalnya. Kamis,(30/5/2024) pagi.

Aksi warga saat menutup jalan.

 

Aksi yang sempat menutup akses utama jalan panglima sudirman tersebut mengakibatkan kemacetan dari dua arah. Namun tak lama kemudian pihak kepolisian langsung bertindak tegas dengan membuka kembali akses jalan tersebut.

 

H solikhan salah seorang tokoh agama yang turut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut menuturkan, ia memahami jika aksi penutupan jalan tersebut menabrak aturan, itu adalah bentuk kekecewaan warga Desa Kletek, karena sudah puluhan tahun mereka menghirup bau busuk dari aktifitas operasional pabrik bulu tersebut, yang sudah sempat ditutup oleh bupati Sidoarjo pada 2021 silam tapi kembali beroperasi sampai saat ini.

 

“ya saya tau pak itu melanggar undang-undang, tapi kami warga kehabisan akal, bersurat sudah, melaporkan ke pemkab dan dinas terkait sudah, tapi tidak ada tindakan juga. Mohon juga melihat akar permasalahan dari unjuk rasa ini ,” tegasnya.

 

Selain itu Abah solikhan juga menyayangkan terkait adanya aksi diwaktu bersamaan yang mengatas namakan aliansi warga desa Kletek. Dengan tuntutan menolak penutupan pabrik pembuatan tepung bulu tersebut.

 

“Jangan sampai warga dibentur-benturkan seperti ini terus, ada dugaan penggunaan politik belah bambu, jangan sampai ada konflik yang demikian ditengah masyarakat. Kami ini hanya warga biasa, tidak punya kuasa, ekonomi lemah, mohon pemerintah kabupaten Sidoarjo segera menyelesaikan persoalan pabrik pembuatan tepung bulu yang sudah bertahun tahun mencemari lingkungan desa” sambung Abah solikhan.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *